Sabtu, 30 April 2016

Tradisi Masyarakat Tionghoa Festival Ceng Beng


Anda sudah pernah melihat perayaan (festival) Ceng Beng? Orang Indonesia menyebutnya dengan nama Ceng Beng, nama aslinya adalah festival Qing Ming atau Cheng Beng dalam bahasa Hokkian. Perayaan tahunan ini dilakukan oleh masyarakat Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur.

Pada umumnya, festival ini dilaksanakan pada tanggal 4 atau 5 April, yaitu di musim semi. Di beberapa negara seperti di Tiongkok, Hongkong, Macau dan Taiwan, hari perayaan ini dijadikan hari libur nasional. Ada banyak nama untuk perayaan yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu ini, seperti hari pembersihan pusara (menyapu makam), festival bersih terang, hari peringatan musim semi, dll.

Bagi masyaraakat (dan keturunan) Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati leluhur mereka. Pada hari ini, anggota keluarga akan berdoa di depan makam nenek moyangnya, menyapu makamnya, menaruh bunga dan bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada arwah nenek moyang. Makanya, ketika festival berlangsung, makam yang tadinya berkesan sepi, akan menjadi indah, penuh warna karena bunga yang ditaruh, juga penuh dengan makanan. Sekitar makam juga akan menjadi terang benderang.

Festival ini bagaikan hari berkumpulnya kembali dengan anggota keluarga mereka yang telah pergi lebih dulu. Anda bisa melihat orang-orang memperlihatkan tanda cintanya pada keluarga mereka. Berapa banyak uang yang dikeluarkan pun seakan tak jadi masalah. Bahkan, anggota keluarga yang tinggal di tempat lain pun akan datang berkunjung.

Upacara ini adalah tradisi yang penting bagi orang Tionghoa. Masih di sekitar perayaan ini, masyarakat akan melakukan tamasya bersama keluarga dan mulai membajak sawah mereka pada musim semi. Kegiatan lain yang biasa dilakukan adalah bermain layang-layang, bentuknya bisa berupa hewan atau karakter dari Opera Cina.


Image: perwakilan.babelprov

Tidak ada komentar:

Posting Komentar