Hati-hati,
ada yang mencuri isi koper Anda.
Di
bandara, memang seringkali kita mendengar ada pencurian koper. Biasanya, ini
terjadi di koper-koper yang diletakkan calon penumpang di lantai ataupun di
bawah bangku sembari mereka menunggu jadwal keberangkatan. Tapi, tidak kalah
sering, kita mendengar berita tentang pencurian isi koper. Ya, saya adalah
salah satu korbannya.
Waktu
itu, saya dan keluarga berpergian ke Malaysia. Ketika berangkat, kami
menggunakan maskapai asing dan tidak ada masalah apa-apa. Mendekati waktu
pulang, barang bawaan kami mendadak banyak, karena mendadak banyak teman dan
keluarga yang menelepon menitip barang. Karena serba mendadak tadilah, kapasitas
koper kami jadi tidak mencukupi. Seorang teman di sana, berbaik hati
meminjamkan tas kanvas pada kami. Kami pikir, daripada kami harus beli koper
atau tas baru, ya dipakai saja tas pinjaman tadi. Mau menggunakan kardus
seperti kebiasaan di Indonesia, ternyata di sana kardus susah didapat.
Semalam
sebelum pulang, dengan teliti semua barang belanjaan dan titipan dihitung dan
dicatat. Kertas catatannya disimpan di tas jinjing yang saya. Tas kanvas
tersebut memang bukan yang ‘mantap’ dan high
quality, bahan dan resletingnya juga terlihat rentan. Untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak kami inginkan, di tas kanvas itu hanya kami isi dengan sembilan
bungkus (pak) kopi, dua bungkus buah kering dan beberapa cups lotion, semuanya kami balut dengan beberapa pakaian kotor.
Pakaian kotornya pun hanya kaos-kaos saja. Pikir kami, siapa, sih, yang mau mengambil kopi dan barang
kotor? Setelah rapi, tas kanvas tadi kami beri kunci dan ikat dengan tali yang
cukup kokoh.
Tiba
di bandara KLIA, saya merasa perlu mencari mesin wrap, tapi tidak ketemu, jadi dipasrahkan saja.
Sesampainya
di bandara Soetta, ketiga koper kami dan tas kanvas tadi kelihatan baik-baik
saja, semua utuh. Barulah ketika di rumah, ketika barang-barang titipan akan
diberikan, saya menyadari ada yang hilang. Untuk memastikan, saya mengecek
kembali kertas catatan saya, ternyata betul, ada yang hilang. Untungnya, hanya
satu pak kopi, tidak seberapa uang yang harus kami kembalikan.
Sepertinya,
si pencuri mengambil dengan merusak resleting, kemudian direkatkan lagi. Sepertinya
lagi, hanya asal comot, yang paling dulu dipegang saja. Masalahnya, bungkusan
kopi tersebut cukup besar, sekitar sebesar tas jinjing wanita. Artinya, si
pencuri dengan waktu yang singkat bisa membuat robekan yang cukup besar dan
memperbaikinya dengan sempurna. Artinya lagi, bisa saja, kan, barang lain yang lebih berharga yang mereka ambil.
Image:
shutterstock
Tidak ada komentar:
Posting Komentar