Anda
sudah pernah melihat perayaan (festival) Ceng Beng? Orang Indonesia menyebutnya
dengan nama Ceng Beng, nama aslinya adalah festival Qing Ming atau Cheng Beng
dalam bahasa Hokkian. Perayaan tahunan ini dilakukan oleh masyarakat Tionghoa
untuk bersembahyang dan ziarah kubur.
Pada
umumnya, festival ini dilaksanakan pada tanggal 4 atau 5 April, yaitu di musim
semi. Di beberapa negara seperti di Tiongkok, Hongkong, Macau dan Taiwan, hari
perayaan ini dijadikan hari libur nasional. Ada banyak nama untuk perayaan yang
sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu ini, seperti hari pembersihan pusara
(menyapu makam), festival bersih terang, hari peringatan musim semi, dll.
Bagi masyaraakat (dan keturunan) Tionghoa, perayaan
ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati leluhur mereka. Pada hari ini,
anggota keluarga akan berdoa di depan makam nenek moyangnya, menyapu makamnya,
menaruh bunga dan bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas
sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada arwah nenek
moyang. Makanya, ketika festival berlangsung, makam yang tadinya berkesan sepi,
akan menjadi indah, penuh warna karena bunga yang ditaruh, juga penuh dengan
makanan. Sekitar makam juga akan menjadi terang benderang.
Festival ini bagaikan hari berkumpulnya kembali
dengan anggota keluarga mereka yang telah pergi lebih dulu. Anda bisa melihat
orang-orang memperlihatkan tanda cintanya pada keluarga mereka. Berapa banyak
uang yang dikeluarkan pun seakan tak jadi masalah. Bahkan, anggota keluarga
yang tinggal di tempat lain pun akan datang berkunjung.
Upacara ini adalah tradisi yang penting bagi
orang Tionghoa. Masih di sekitar perayaan ini, masyarakat akan melakukan
tamasya bersama keluarga dan mulai membajak sawah mereka pada musim semi.
Kegiatan lain yang biasa dilakukan adalah bermain layang-layang, bentuknya bisa
berupa hewan atau karakter dari Opera Cina.
Image: perwakilan.babelprov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar