Coba
Anda perhatikan, kalau sedang jalan-jalan ke Bali, Anda akan menemui (umumnya) setumpuk
kecil bunga dalam wadah di mana-mana. Tahukah
Anda kalau benda tersebut adalah sesajen?
Meletakkan
sesajen, sesaji atau canang di Bali adalah tradisi yang sudah dilakukan secara
turun temurun. Tradisi yang berasal agama Budha dan Hindu ini, dilakukan untuk
memuja dewa, roh dan penunggu tempat (biasanya berupa pohon besar, batu,
persimpangan jalan, dsb). Peletakkan sesaji ini dilakukan untuk mendatangkan
keberuntungan (berkah), sebagai ucapan syukur, menolak kesialan dan agar
keinginannya terkabul.
Berikut
tempat-tempat yang biasa diletakkan canang.
- Pura. Canang diletakkan untuk kepentingan ibadah. Di pura, canang diletakkan di altar yang tinggi, untuk menghormati dewa dan arwah para leluhur. Sedangkan canang akan diletakkan di bawah untuk roh jahat dan biasanya berisi daging mentah.
- Di depan toko. Hati-hati melangkah, jika akan masuk ke sebuah toko, karena umum sekali ada canang. Canang ini diletakkan dengan kepercayaan agar dewa dan roh, melindungi toko tersebut dari hal-hal buruk dan agar toko tersebut banyak didatangi pengunjung.
- Pohon besar. Masyarakat setempat, memercayai adanya roh yang menempati pohon-pohon besar. Nah, sesaji ini diletakkan untuk menghormatinya dan untuk menghindari dari gangguan roh jahat.
- Di jalan. Termasuk di pinggir jalan dan persimpangan. Sama seperti di pohon besar. Sesajen ditaruh untuk menghormati roh penunggu tempat tersebut dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Di kendaraan. Canang ditaruh untuk kelancaran dalam perjalanan dan mendapatkan keselamatan.
- Tempat lainnya, biasanya canang akan diletakkan di depan rumah dan di beberapa bagian dalam rumah, seperti di dapur. Tujuannya, adalah untuk ucapan syukur atas berkah (makanan dan minuman) yang telah diterima.
Banyak
cerita mistis yang menyertai sesajen ini, misalnya, kesialan ketika tak sengaja
menyenggol, menginjak atau menendangnya. Percaya atau tidak, entah benar atau
tidak, banyak orang yang mengalami hal tidak mengenakkan atau menyeramkan
ketika tak sengaja menginjaknya. Sebagian orang juga memercayai, bahwa canang
tak ada hubungannya dengan hal-hal menyeramkan tersebut, intinya adalah jangan
mengganggunya untuk alasan kesopanan dan menghargai kepercayaan masyarakat
setempat
Image: Hindumenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar