Wisata
budaya, mungkin adalah jenis wisata yang cukup jarang dilirik oleh wisatawan.
Bakan, seperti apa kegiatannya saja, kita masih bingung. Mungkin, contohnya
adalah seperti jalan-jalan ke Kampung Naga itu, ya?
Kampung
Sindangbarang, terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten
Bogor. Katanya, ini adalah kampung tertua untuk wilayah Bogor. Menurut naskah
Pantun Bogor, kampung ini sudah ada semenjak zaman Kerajaan Sunda, di abad XII.
Dulu, di sini terdapat sebuah kerajaan yang bernama Sindangbarang, dengan ibu
kotanya, Kutabarang. Mungkin inilah yang memberi nama bagi kampung ini.
Menurut
cerita dari rakyat setempat, di kampung inilah terbentuknya ksatria-ksatria
kerajaan, serta kebudayaan Sunda Bogor. Hingga sekarang, masih banyak jenis
kebudayaan asli Bogor yang terus dipertahankan.
Lalu,
apa yang bisa kita nikmati ketika datang ke sini?
Pertama,
Anda bisa melihat situs purbakala, yang menjadi bukti dari keberadaan Kerajaan
Pajajaran berupa bukit berundak. Anda juga bisa menyaksikan salah satu bentuk kebudayaan
yang katanya masih dilakukan itu, loh. Yaitu sebuah pesta rakyat, yang disebut dengan
upacara adat Seren Taun. Upacara ini dimaksudkan untuk bersyukur pada Tuhan atas
hasil panen yang didapat sekaligus menjadi doa supaya hasil panen berikutnya
akan lebih melimpah lagi.
And
juga bisa trekking menyusuri persawahan dan sungai. Menikmati udara yang ramah
bagi kesehatan. Sepanjang perjalanan, tengoklah rumah adat sunda yang ada.
Bentuknya masih cukup asli, walaupun sudah diperbaiki. Ada juga lumbung padi
yang berjejer rapi.
Dengan
berkunjung dan menginap di sini, pengunjung akan diajak mengikuti gaya hidup
masyarakat setempat. Mengikuti ibu-ibu menumbuk padi dan memasak menggunakan
kayu bakar atau ikut bercocok tanam.
Hebatnya,
kunjungan wisatawan ke sini dilakukan bukan dengan tujuan komersil namun untuk
memperkenalkan kebudayaan Sunda dan membantu melestarikannya. Karena hasilnya,
akan disalurkan untuk biaya operasional kampung, seperti untuk membiayai para pengurus,
listrik, pelatihan kesenia, perbaikan bangunan, situs purbakala dan membiayai pagelaran
seni.
Jika
lebih banyak kampung dan masyrakatnya yang melakukan hal serupa, wah, dijamin,
kebudayaan asli Indonesia tak akan punah.
Image: kp-sindangbarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar