Anda
senang nonton film India juga? Coba perhatikan pakaian wanitanya, jarang
sekali, ya, mereka mengenakan pakaian yang umum kita gunakan. Mereka mengenakan
pakaian tradisional mereka, sari. Baik dari hiasan dan warnanya, pakaian ini begitu
cantik. Apalagi ketika sedang dipakai menari, makin cantik, deh. Yuk, ah, kita
mengulas sedikit pengetahuan mengenai pakaian yang satu ini.
Sari,
saree atau shari. Adalah jenis pakaian tradisional wanita India. Kain ini,
umumnya sepanjang 4,5 hingga 8 meter dengan lebar sekitar 1,2 meter. Saree
digunakan dengan dililitkan di pinggul dengan ujung lainnya, digantungkan di
pundak. Makanya, bagian perut penggunanya pasti terlihat. Untuk teknik
melilitnya, ada beberapa macam.
Kain
ini ada pelengkapnya. Yang pertama, sebelum kita melilitkan sari, kita mesti
menggunakan rok yang disebut dengan parkar atau disebut juga dengan lehenga,
pavadai, dsb, yang memiliki nama berbeda di masing-masing daerah. Rok inilah
yang berfungsi untuk tempat melekatkan sari. Seperti kita sebelum menggunakan
kain lilit saja, ujungnya kita selipkan ke dalam rok.
Kemudian,
kita juga mengenakan atasan yang disebut dengan ravike atau choli. Atasan ini
biasanya hanya menutupi bagian dada dan backless. Pada blouse ini pula,
biasanya ujung saree yang diselempangkan di jepit, supaya tidak mudah jatuh.
Ada juga, yang ujungnya langsung dikenakan sebagai kerudung.
Selain
di India, saree juga dikenakan di Nepal, Bangladesh, Sri Lanka dan Pakistan.
Biasanya, seorang gadis akan mulai menggunakan saree ketika usianya memasuki 16
tahun. Pada dasarnya, sari bisa digunakan sehari-hari, tapi ada juga yang
dikenakan secara khusus, misalnya pada upacara pernikahan, kematian, dll.
Nah,
ada hal yang perlu Anda ingat, nih. Menurut beberapa tulisan, sari sebaiknya
tidak digunakan oleh seseorang yang bukan berasal dari negara pengguna sari. Salah
satu ulasan yang menginformasikan hal ini adalah seorang jurnalis yang pernah
mengunjungi India. Ia mengatakan, bahwa ada seorang turis dari negara barat
yang mengenakan shari ketika mendatangi Taj Mahal. Dikatakan, warga-warga lokal
tampak ‘menontonnya’ dengan tatapan tidak
senang.
Keindahan
kain ini memang mengundang banyak orang untuk mengenakannya, tapi, ya,
ternyata, tak bisa sembarang digunakan, ya.
Image: allposters
makasih kak sangat menambah wawasan
BalasHapuse-form